Over-Stimulus Dopamine.

Gue sangat mudah bosan. 

Sangat emosional akan sesuatu.

Gue melakukan sesuatu karena ada kata "harus".

Gue belum menemukan pleasure akan sesuatu kecuali tidur. 


Nyokap gue selalu bilang, kalau dari kecil gue anak yang kuat banget tidur. 

Hal itu semakin diperparah ketika gue tidak dalam kondisi baik.

Tidur seolah pelarian.

Tidur dan menyendiri adalah obat ketika gue merasa dunia terlalu jahat sama gue. 

Padahal gue gak tau siapa yang jahat tapi gue takut. 


Sebelum mengenal ponsel, 

pleasure gue adalah menulis dan menggambar. 

Gue selalu menghabiskan satu buku kosong untuk membuat cerita di kepala gue, termasuk ilustrasi vignette ala anak SD.

Saat gue mengenal ponsel di usia SMP, gue mengenal radio.

Sedari SD gue terbiasa mendengar lagu yang menjadi selera bokap.

Lionel Richie, Whitney Houston, James Ingram, Nat King Cole; gue mengenal lagu-lagu mereka bahkan saat seragam gue masih putih-merah meskipun gue juga mengenal lagu anak-anak dengan sangat baik.


Keadaan semakin berubah ketika gue mengenal ponsel dengan internet.

Entah darimana awalnya gue merasa sangat menikmati bermain sosial media sejak SMA.

Gue senang mendapatkan perhatian. 

Gue menumpahkan segala perasaan gue tanpa filter. 

Gue merasa menemukan teman - padahal orang asing.


2021.

Internet semakin canggih.

Pekerjaan baru bernama content creator menjadi semakin diminati karena menawarkan popularitas dan uang.

Sudah lama ya, sejak SMA...

Gue semakin jauh dari yang namanya berbahagia dalam hening.

Bahkan ketika sedih, gue buka youtube atau instagram hanya untuk menonton, menjadi silent participant.

Sampai akhirnya menjadi bom waktu. 


Gue menjadi tidak passionate sama hidup gue.

Gue merasa tertinggal sangat banyak dari orang lain. 

Usia semakin bertambah tapi tidak punya achievement yang berarti.


Gue ini siapa?

Gue mengingat betapa tekunnya gue di usia TK.

Belajar membaca sendiri sampai bisa.

Gue sangat menikmati membaca dan menggambar saat SD.

Bermain, belajar, mendengarkan musik; my happiness was simple.


Hari ini kebahagiaan rasanya seolah mahal.

Atensi.

Harta.

Popularitas. 

Achievement besar.

Keramaian.

Bahagia karena sebab-akibat, bukan sebuah pilihan atau keputusan.


Gue ini siapa?

Gue dimana?

Gue lagi jalan kemana?

Gue lagi cari apa?


Tulisan ini dibuat ketika kepala sedang sakit karena over stimulus dopamine. 

Gue mulai pusing ketika scroll sosial media terlalu banyak. 

Akhirnya memilih tidur.

Berjam-jam tanpa produktifitas.


Tapi akhirnya gue bertanya pada diri gue sendiri.

Kenapa lu butuh dopamine, Gif?

Kenapa harus terus merasa senang?


Sampai akhirnya gue sadar.

Gue sebenarnya merasa sedih.

Sedih yang gue tutup dalam waktu lama.

Sedih yang entah darimana sebabnya.

Gue sedih, merasa sepi, tapi ketika bertemu keramaian sesungguhnya gue takut.

Sangat takut.


Comments